Wednesday, April 15, 2015

Cerita keduabelas

Posted by azucena at 6:52 AM 0 comments

Begitu banyak hal yang ingin kuungkapkan. Namun, semuanya seakan menguap saat sudah siap bicara padanya. Aku tak mengerti. Apa yang kurasakan sebenarnya. Kuingat ketika kami semua seangkatan pergi jalan-jalan, dia bermain harmonika di pinggir danau dan mengatakan tunggu aja sebentar pasti udah bisa. Aku tak tahu sekarang kau bisa atau tidak. Dan yang kuingat jelas adalah ketika dia ingin meminjam catatanku dan aku tak sadar kalau sebelumnya aku membuat tulisan 'i love you' dengan nama dia di sampingnya. Ketika dia membaca pun aku masih tak sadar dan tak lama baru aku menyadarinya. Dia lalu mengembalikan bukuku dan berjalan pergi dengan tawa yang dipaksakan. Rasanya aku ingin pergi saja saat itu. Walaupun aku tahu dia mengetahui kalau aku menyukainya tapi tak seperti itu juga. Saat itupun aku gemetar dan berkeringat dingin dan tak tahu apa yang harus kukatakan.

Tuesday, April 7, 2015

Cerita sebelas

Posted by azucena at 8:45 AM 0 comments

Ketika itu masih kuingat saat kita masih dekat, dia mengajakku bertemu untuk mencari pisau lipat. Ya, pisau lipat untuk digunakan saat membuat video klip. Kita janjian di suatu tempat dan aku mengiyakan. Begitu bersemangatnya hingga aku sudah jalan ke tempat janjian sebelum waktunya dengan berjalan kaki. Begitu sampai waktunya aku memberi kabar padanya kalau aku sudah sampai, tapi tak ada balasan. Aku pun pergi ke mall untuk melihat buku dan menghabiskan waktu menunggu balasannya. Hingga aku pulang kembali ke rumah dia tak kunjung mengirim pesan. Namun, tak lama aku tiba di rumah dia membalas dan meminta maaf kalau dia ketiduran. Tak masalah buatku, toh dia ada kabar. Dia tanya aku dimana, aku berbohong padanya kalau aku ada di jalan sedang melihat-lihat dan dia pun bilang akan kesana. Aku pun bergegas menuju tempat yang kubilang padanya dan sesampainya di sana, kembali aku menunggu. Agak lama aku menunggu hingga dia mengirim pesan menanyakan aku dimana. Aku pun berjalan ke tempat yang dia bilang dan aku tak melihatnya. Saat itu dia lewat di depanku dengan motornya tapi seperti tak melihatku dan berjalan terus, aku memanggilnya. Aku melihatnya memutar arah lalu aku pun menyebrang ke arah yang dia tuju tapi aku tak menemukannya dan aku melihat ternyata dia berputar arah kembali. Aku lalu menyebrang kembali tapi aku tak menemukannya lagi, dan kemudian akua lihat dia berlati ke eagle store dan aku pun menunggunya di samping toko itu. Tak lama kemudian, dia memanggilku 'hey' seperti biasa dan aku pun tersenyum lalu mengikutinya. Ternyata dia memakirkan motornya di apotek seberang jalan. Setelah itu aku diboncengnya dan kita menelusuri jalan mencari pisau lipat di depan daerah surya lalu ke gunung agung lalu ke depan galaxy dan duduk di bawah tangga daerah itu sambil mengobrol lalu kita ke ACE hardware dan kamipun berpisah jalan. Dia ingin ke muludan sementara aku berjalan pulang.

Sunday, April 5, 2015

Cerita sepuluh

Posted by azucena at 9:26 AM 0 comments

Aku sadar kalau mungkin perasaanku yang salah, tapi saat itu aku yakin kalau dia memang suka padaku juga. Dia yang selalu menatapku dengan mata sayu dan lembutnya. Aku tak pernah bisa menatapnya lama walaupun itu dari samping karena bagiku dia terlalu berkilau. Ada saat ketika aku berterus terang padanya untuk bertanya, 'mengapa kau begitu berkilauan?' Dan dia hanya tertawa mendengarnya, ada pula saat ketika dia berkata di kosan temanku kalau kulitnya yang hitam manis itu bagus dan sebagai bukti bahwa aku menyukainya, saat itu pun aku merasa aneh kenapa dia tiba-tiba dekat dengan temanku yang lain yang memang sudah dekat denganku sejak awal semester tapi temanku selalu menjawab jika memang dia tak pernah dekat dengan orang dalam waktu yang lama, dalam artian dia bergaul dengan semuanya dan menyukainya.

Thursday, April 2, 2015

Cerita sembilan

Posted by azucena at 4:03 PM 0 comments

Kami semakin dekat dan tanpa sadar aku tak tau kalau orang-orang di sekitarku pun melihat kami berbeda. Mereka selalu bertanya kepadaku tentang dia, jika dia tak ada kabar ataupun menyuruhnya datang ke kampus selalu bertanya padaku dahulu apakah dia mengirim kabar ?
Pernah dia kesal karena aku menjawab terlalu jujur ketika ada seseorang yang bilang kenapa mengirim pesan ke dia tak dibalas-balas dan dengan sadar aku menjawab barusan kami berkirim pesan.
Beberapa kali dia menegurku karena terlalu polos dan celetukanku yang kadang tak pas waktunya. Hingga akhirnya kami naik semester dan tetap dekat ..

 

Lullaby Belle Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review