Monday, April 11, 2016

Cerita keenambelas

Posted by azucena at 5:35 AM 1 comments
Saat itu aku sangat kaget mendengarnya, seperti yang kukatakan di chapter sebelumnya dan pertama. Aku tak percaya. Saat itu pun aku kaget bercampur shock ketika mendengar kisah tentang dia dari seseorang yang ketika itu belum menjadi tempatku untuk mengadu. Aku tak mampu berkata kata. Pikiranku terus berkecamuk dengan apa yang dikatakan orang itu. Teringat kembali ketika aku dan dia serta teman teman yang lainnya pergi ke suatu tempat, kejadian ini sebelum dia menyuruhku mengaku. kami pergi ke danau dan telaga. Dia baru membeli sebuah harmonika yang terus dimainkannya. Aku hanya memperhatikannya saja dan ketika di tempat itu aku hanya duduk di pinggiran danau melihat orang orang memancing. Ketika temanku pergi menyusuri danau, aku ikut memancing dengan orang orang itu. Dia masih saja memainkan harmonika di bawah pohon. Setelah itu kami pergi ke telaga sebelumnya kami berfoto di tengah jalan, sampai di sana pun kami berfoto. tak banyak percakapan yang terjadi saat itu antara aku dan dia. Tak banyak dan itu pun aku yang memulai.

Tuesday, September 22, 2015

Cahaya itu dirimu

Posted by azucena at 4:07 AM 0 comments

Kegelapan tak mampu mengusir cahaya, dengan cahaya kegelapan menjadi lebih indah. Itu bagaikan diriku yang mendambamu. Kau yang bagaikan sinar yang begitu terang hingga mampu memalingkan wajahku dari keterpurukan. Walaupun itu mungkin hanya terjadi pada diriku namun kau dapat membuat tak bisa lepas darimu. Cahayamu begitu terang hingga sulit untukku terpejam dan begitu silau hingga aku tak mampu untuk melihatmu. Mungkin aku yang sekarang terlalu terbawa perasaan, tapi setidaknya aku bersyukur memiliki perasaan ini. Perasaanku bagaikan api yang membakar jiwa. Membara dan terus membara. Memandang sejenak matamu pun aku tak mampu, padahal aku mau melakukan itu. Kau begitu terang hingga aku yang gelap pun mengikutimu. Mengikuti kemana cahaya itu melaju. Aku selalu ingin tahu tentangmu. Aku yang seperti bayangan kini bergerak diam diam. Memendam mimpi dan harapan yang suatu saat yakin akan terwujudkan. Walau rintangan yang menghalang sudah terbayang.

Saturday, September 19, 2015

Cerita kelimabelas

Posted by azucena at 6:55 AM 0 comments

Kami menjauh dan dia pun menghilang. Ketika itu dalam mata kuliah kami ada pelajaran sinematografi dan kami diharuskan berpartisipasi dalam ulang tahun salah satu sanggar di Cirebon. Saat puncak acara dimulai pada tanggal 5 Mei dan dia memintaku mengaku pada tanggal 3 Mei. Kami bertemu pada tanggal 5 dan aku kesana bersama temanku. Aku datang dahulu dan tak melihat dia dan akupun asyik mengambil foto karena temanku sedang sakit dan saat itu aku tahu dia sudah datang bersama teman temanku yang lain. Aku menyapa teman yang lain namun aku dan dia tak bertegur sapa, saling senyum pun tidak karena itu aku menyibukkan diri mengambil foto karena acara juga telah dimulai. Ya, bahkan ketika kami berjalan sebelahan pun kami tak saling menyapa. Seperti ada jarak diantara kita dan memang itu ada. Rasanya aku tak tahu perasaanku bagaimana, saat itu aku lelah namun aku tak mampu menangis, aku hanya tertawa dan tertawa hingga temanku yang lain melihatku sangat tertekan. Temanku itu mengajakku nonton setelah aku cerita tentang dia dan dia pun sedang ada masalah. Aku dan temanku memang dekat dan suka saling bertukar cerita sejak semester pertama dan temanku itu bukan perempuan. Aku nonton bersamanya tiga kali dan sisanya bersama teman temanku yang lain. Saat nonton bersamanya pun aku datang sendiri dan pulang masing masing, hanya sekali aku diantar oleh temanku ketika kami memang ke arah yang sama. Setelah berbulan bulan aku baru tahu kalau ternyata dia tahu bahwa aku nonton dengan temanku dan entah kenapa dia mempermasalahkan masalah ini dan berkata ke temanku yang lain bahwa aku dekat dengannya namun kenapa aku nonton dengan yang lain, kenapa aku tak mengajaknya hingga temanku berkomentar jika memang dia tak ada perasaan denganku kenapa harus cemburu ? Ketika mendengarnya aku heran, sebenarnya dia itu bagaimana ?

Sunday, August 9, 2015

Cerita keempatbelas

Posted by azucena at 9:10 AM 0 comments

Saat itu di kosan temanmu. Aku tau salah satu temanku mengantar dia  untuk mendapatkan data sebagai syarat memenuhi tugas yang sedang dikerjakan. Aku memberikan link pada dia namun aku tak ikut dengannya sehingga aku bertanya pada teman yang ikut. Namun, temanku itu tak mau menjawab dan menyuruhku untuk menanyakannya langsung padanya. Saat itu aku tak berani bertanya pada dia langsung, entah kenapa aku takut. Karena sebelumnya saat kutanya jawabnya tak mengenakkan karena itu aku takut. Hingga beberapa hari kemudian aku membuat status yang membuat temanku yang lain mengomentarinya, kamipun berkirim pesan hingga akhinya aku mengaku tentang perasaanku. Dan tak lama setelah itu, dia mengirim pesan padaku. Saat itu aku amat sangat berharap dia mengirim pesan padaku dan betapa bahagianya ketika hal itu terkabul. Dia mengatakan lucu, aneh, nyebelin, polos, sehingga aku bertanya sifat siapa itu dan dia menjawab dengan siapa dia mengirim pesan. Dia tanya aku bilang apa ke temanku yang aku mengaku dan memaksa untuk jujur. Awalnya aku tak mau mengaku hingga akhirnya aku jujur kalau aku menaku suka pada dia dan dia bertanya kenapa aku takut mengirim pesan padanya. Dia mengatakan bahwa aku telah masuk perangkapnya atau skenarionya yang sampai sekarang aku tak tau apa maksudnya dan dia juga mengirimkan suara tawanya. Tak lama kami berkirim pesan hingga dia mengatakan kalau dia hanya menganggapku saudara dan tak lebih. Aku tak masalah karena pada awalnya akupun tak terlalu berharap dia menyukaiku walau perasaanku mengatakan begitu. Dia bilang jika ingin ke rumahnya maka naik angkutan seperti biasa lalu turun di tempat biasa namun kali ini dia tak menjemput tapi naik ojek atau beca. Sejujurnya aku tak mengerti apa maksudnya ketika dia tiba tiba bilang seperti itu. Aku juga bertanya apakah boleh terus menyukainya dan dia pun menjawab itu terserah padaku. Saat itu akupun bertanya tanya kenapa dia bilang seperti itu, dia juga bertanya kenapa aku tak bilang langsung padanya kalau aku menyukainya walaupun sebenrnya aku sudah pernah bilang padanya setelah aku diantar pulang ambil video. Akupun bertanya tanya tentang sikap dia padaku sebelumnya, kenapa seolah dia sangat memperhatikanku, kenapa dia begini maupun begitu. Dan setelah itu kami menjauh lebih dari sebelumnya...

Monday, July 27, 2015

L;fe

Posted by azucena at 8:44 AM 0 comments

Hidup seperti bayangan.
Yang mengikuti kemanapun kita pergi..
karena hidup ada awal dan akhir, yang saling berkaitan satu sama lain..
tak mungkin ada sesuatu yang tak berakhir, kecuali Dia yang Maha Kekal..
Seperti siang dan malam, matahari dan bulan, begitupun datang dan pergi ..
Bayangan yang selalu ada ..
Walaupun sekarang ada di belakang kita namun, suatu saat akan sejajar dengan kita dan suatu saat pula akan berada di depan kita ..
sudah siapkah kita menghadapinya ?
Mampukah kita menghadapinya ?
Sedangkan kita tak akan mampu lari dari hal itu ?

Monday, July 13, 2015

Cerita ketiga belas

Posted by azucena at 3:12 PM 0 comments

Lucu. Jika kuingat saat itu kini. Setelah itu kita seakan menjauh, tak lagi berkirim pesan bahkan saling menyapa pun jarang. Entah apa yang terjadi di antara kita, seakan ada dinding yang semakin hari semakin melebar. Walaupun kita sebenarnya kadang masih berkomunikasi dan jika bertemu pun mengobrol atau bercanda dengan yang lain, tapi itu kadang dan yang terakhir yang sering dilakukan. Jikapun kita mengobrol atau berkirim pesan, lebih sering membahas tugas. Hingga tiba saat itu ketika salah satu teman kita memancingku di pesan dan akhirnya aku mengaku pada temanku kalau aku menyukai dia. Dan juga pada temanku yang satu lagi aku bilang takut untuk mengirim pesan padanya ketika aku menanyakan kabar tentang dia padanya.

Wednesday, April 15, 2015

Cerita keduabelas

Posted by azucena at 6:52 AM 0 comments

Begitu banyak hal yang ingin kuungkapkan. Namun, semuanya seakan menguap saat sudah siap bicara padanya. Aku tak mengerti. Apa yang kurasakan sebenarnya. Kuingat ketika kami semua seangkatan pergi jalan-jalan, dia bermain harmonika di pinggir danau dan mengatakan tunggu aja sebentar pasti udah bisa. Aku tak tahu sekarang kau bisa atau tidak. Dan yang kuingat jelas adalah ketika dia ingin meminjam catatanku dan aku tak sadar kalau sebelumnya aku membuat tulisan 'i love you' dengan nama dia di sampingnya. Ketika dia membaca pun aku masih tak sadar dan tak lama baru aku menyadarinya. Dia lalu mengembalikan bukuku dan berjalan pergi dengan tawa yang dipaksakan. Rasanya aku ingin pergi saja saat itu. Walaupun aku tahu dia mengetahui kalau aku menyukainya tapi tak seperti itu juga. Saat itupun aku gemetar dan berkeringat dingin dan tak tahu apa yang harus kukatakan.

 

Lullaby Belle Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review